Kerjasama Uji Klinis dan Standardisasi Untuk Kesehatan Bayi dan Anak
JAKARTA – Kesehatan dan tumbuh kembang anak merupakan hal yang menjadi perhatian pemerintah. Sebagai lembaga standardisasi, BSIP terus mendorong adanya standar atau persyaratan teknis minimun bagi pangan, khususnya yang diperuntukkan bagi bayi dan anak. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menjalin kerjasama bersama Morinaga Jepang dan RSAB Harapan Kita, dalam hal penelitian klinis menggunakan sumber daya genetik biologis seperti bakteri usus di Indonesia.
Kerjasama ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Kepala BSIP Prof. Fadjry Djufry, Direktur Utama RSAB Harapan Kita dr. Ockti Palupi Rahayuningtyas, dan Executive Vice President And Representative Director Of Morinaga, Teiichiro Okawa mengenai proyek pengujian klinis dan standardisasi, yang ditandatangani di kantor pusat BSIP, kamis (22/8).
Kepala BSIP menekankan bahwa kolaborasi ini dilandasi oleh semangat dan kepedulian terhadap pentingnya pengembangan dan promosi kesehatan khususnya pada bayi dan anak di Indonesia. “Proyek kolaborasi ini berfokus terutama pada studi klinis dan analisis mikrobiota usus pada bayi dan anak-anak di Indonesia.” ungkap Fadjry.
Fadjry meyakini dengan kerjasama ini dapat meningkatkan kesehatan bayi dan anak-anak di Indonesia dan mengurangi angka kematian bayi dan anak di Indonesia, “dari kerjasama ini kita dapat merumuskan standar nasional untuk produk makanan bayi yang mengandung probiotik yang mendukung kesehatan anak-anak.” tambahnya.
Teiichiro Okawa menjelaskan bahwa pihaknya akan mendistribusikan manfaat yang diperoleh dari penggunaan sumber daya genetik hayati yang digunakan dalam kerjasama, “hal ini sesuai dengan Nagoya Protocol dan hasil dari Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD) terkait penggunaan sumber daya genetik di suatu negara.” ujarnya.
Okawa juga menegaskan bahwa Morinaga akaan berkontribusi pada pembentukan dan pengembangan sistem penelitian berkelanjutan di Indonesia dengan memberikan dukungan akademis dan teknis untuk analisis mikrobiota usus, “ kami harapkan hal ini dapat berkontribusi pada pertumbuhan bayi yang sehat di Indonesia.” jelasnya.
Sementara, dr. Ockti berharap dapat menjajaki peluang penelitian tambahan, termasuk melakukan uji klinis. “Hasil uji klinis ini, dapat menjadi dasar rekomendasi kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.” tuturnya.